Freitag, 10. Oktober 2008

Ketidakadilan

Hari ini sekolah berjalan seperti biasa, sekitar jam 15, aku mendapat SMS dari Rangga untuk datang ke rapat LDK malam pukul 20. Uratku sedikit menggeliat. Darahku sedikit bergejolak. Perasaan yang begitu berkecamuk antara datang dan tidak.

Pukul 20.30.
Si laptop dan si IE benar2 tidak bisa diajak kompromi,attach file lamaaaaaa banget. Akhirnya dengan harapan yang tinggal setengah, aku melangkah gontai ke rumah Wina jam 20.45. Untungnya ternyata acaranya belum mulai *bahkan*.

Pukul 22.00
Jam HPku tepat menunjukkannya. Kami berdoa pulang. SEHARUSNYA rapat sudah selesai dan kami bisa pulang. tapi apa? ketika aku hendak menjejakkan satu langkah lagi meninggalkan rumah Wina, Yoan mencegahku dan berkata, "Tunggu dulu, pada maw nyeplokin Vania". Pikirku, "Oh bravo! Aku akan melihat acara tahunan ini lagi." Jadi aku putuskan untuk menunggu dan masuk lagi ke rumah Wina demi menghindari diri dipeperin. Pagar ditutup. Aku langsung berpikir,"Waduh,terperangkap. Ga bisa pulang." Seketika aku rasanya empet berada di situ. Kamu hendak kata aku iri? Ya, aku memang IRI. Karena di sini, terjadi ketidakadilan untukku. MEREKA bahkan bisa INGAT ulangtahun Vania setiap tahun dan menceploki Vania setiap tahunnya. Di sini aku ingin membandingkan. Dengan besar pengabdian yang sama pada kepengurusan, porsi yang kau dapat untuk sebuah kebahagiaan tidaklah sama. Aku ingin berkata, INILAH KETIDAKADILAN, inilah di mana, YANG CANTIK MENJADI PEMENANGNYA. Kamu akan dapat mengingat ulang tahun seseorang dan tidak kepada yang lain. Aku bahkan ragu, Alfons, Andre, Yoan, Niko, Wina, Ical, Dennis, Tasya, Gady, atau yang lain-lain itu akan ingat bahwa tahun ini aku akan berumur 18. Tapi aku tidak pedulilah, toh aku juga sudah tahu mereka memang begitu, dan aku pun sudah punya dunia baru yang *sejauh ini* lebih menyenangkan.

Keine Kommentare: