Post singkat, renungan singkat mungkin.
Kemarin malem saya telpon2an dengan sahabat saya, Eca. Dia cerita tentang kegalauan dia hari itu. dan akhirnya sampai pd cerita ada temannya yang diD.O setelah gagal ujian lisan (dlm bbrp kasus ujian lisan di Jerman berarti remediasi ke 3). Gagal berarti pulang atau cari uni baru. Tapi nasib kalau anak itu kuliahnya sudah di University of applied science, krn chance 'back for good'nya jauh lebih besar ktimbang dpt bangku di tempat lain.
Eca cerita kemungkinan2 yg membuat anak ini gagal ujiannya. Kerja part time kebanyakan.
Ini yang sangat disayangkan. Kalau seorang calon student memutuskan untuk kuliah di Jerman dengan alasan bisa sambil part time, maka PADA UMUMNYA kuliahnya ga beres.
Lalu hobi orang Indonesia nih kalo liburan panjang, jd buruh di pabrik, ntah pabrik apa. Gajinya lumayan, 2xnya gaji gw di uni. dengan basis, ga bayar pajak pula. kalo hoki, lw kerja full sbulan, lw dpt gajinya tiga bulan. which is kl dtotal,lebih besar dr gaji gw 6 bulan. asik kan? bisa kerja dan menghasilkan uang sendiri? Banyak student sayangnya setelah itu ga kuat iman dan kehilangan orientasi. Di sini, kuliah menjadi kalah prioritas dgn kerja. Ga mau lagi dibiayain ortu. Akhirnya kuliahnya keteteran, ga kelar2 dan kena DO. sayang kan?
Memang ada beberapa orang yang orang tuanya kurang mampu untuk membiayai. Kalo begini, kesulitan nomor satu adalah pas mau perpanjang visa. Lalu mereka cari kerja untuk menutupi biaya hidup di Jerman. Susah, Teman. Saya tau kesulitan mereka, tp menurut saya ada cara lain kok untuk bisa tetap fokus kuliah. Misalnya beasiswa. DAAD emang ga punya beasiswa untuk bachelor, tp misalnya KHG/KSG, atau lembaga lain di bawah uni, ada aja yg punya tabungan untuk anak2 yg emang kurang mampu. Tinggal gimana caranya teman2 membuktikan, uang boleh kurang, tp otak HARUS berisi. Kali ini saya lebih setuju dengan Frans Mandeko: lebih cepet selesaiin kuliah lebih baik. Mau tau kenapa? Makin cepat lulus berarti juga semakin sedikit biaya hidup yg lw butuhkan, setelah itu kita bisa mendapatkan pekerjaan yg jauh lebih layak daripada jadi buruh, dgn gaji minimal 3x gaji buruh.
Saya tau ada yang pro dan kontra dengan pandangan ini. Saya pun bersyukur karena ayah saya masih bisa membiayai kuliah saya. Dan beruntung juga saya masih bisa mendapatkan kerja tetap di FH. Sekali lagi, ga ada yg salah dengan bekerja, selama seorang student msh tetap dalam orientasinya. Seorang student prioritas utamanya belajar. Jangan juga menyindir2 orang yg ga jadi kuli selama liburan dong. Kok sirik amat orang lain pny nasib baik...
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen