Besok paginya aku ketemu sama Kristanto Irawan Putra di Stuttgart. Dia datang dari Heidelberg dan akan menjadi partner in crime-ku dalam perjalanan kali ini. Perjalanan menjadi lebih panjang, karena kereta mengalami gangguan,kami diturunkan di sembarang tempat sehingga jadwal ketibaan kami menjadi terlambat. Namun pemandangan di Bayern sungguh menakjubkan. Kami sibuk ber'wah-wah' ria di kereta.
Jam 18.30 kami tiba di tempat camping Braun. Pemiliknya bapak tua, kelihatannya baik. Beliau menunggu kami datang dan menjelaskan singkat segala yg perlu kami tau di tempat camping. Setelah bapak itu pergi, kami mulai membongkar tenda. Hujan. Setengah jam, tenda belum berdiri tegak sama sekali. Kami masih sibuk meraba-raba, ini harus diapain, itu harus diapain. Di sebelah kami berdiri juga sebuah tenda kecil. Pemiliknya sedang makan di seberang. Setelah setengah jam, si pemilik tenda dan pacarnya menawarkan bantuan. Dan tadaaaa tendanya jadi dalam waktu 5 menit saja, saudara-saudara! hahaha. Kris dan aku ga bisa berhenti mengetawai kegagalan kami. Malam hari setelah belanja di Aldi, kami masak (dan makan),menyusun rencana dan ide2 untuk keesokan harinya dan meyakinkan Teja untuk menyusul kami ke Zugspitze (berhasil sebenarnya kalau saja si Teja kakinya tidak bengkak).
Keesokan harinya kami bangun jam 7 pagi, bersiap2 dan meninggalkan tenda kami. Belum sarapan bener2. Ternyata jalan kaki dari tempat camping ke stasiun Kreuzeckbahn, tidak sedekat yang kami bayangkan. Setelah 40 menit berjalan, akhirnya kami sampai juga. Kami membeli tiket, yang di luar dugaan kami, jauh lebih murah: 42,50€ harga student, bahkan untuk kedua gunung: Alpspitze dan Zugspitze. Pelajaran pertama: jangan lupa membawa kartu tanda pelajar ke mana pun kamu pergi. Kami punya waktu seharian dan hari itu benar-benar berkabut, jadi kami memutuskan untuk naik ke Alpspitze dulu, siapa tahu nanti siang kabutnya hilang dari Zugspitze ;) Di atas kami membuat semacam upacara bendera. Hihihi. Untungnya di sana ga terlalu rame. Berasa gunung milik kami aja. Sebelum jam 12 kami turun dan naik zahradbahn untuk sampai ke zugspitzplatt. Sakti sekali kereta ini bisa sampai ketinggian 2500 m-an lho. Happy banget sepertinya, bgitu keluar dari terowongan, putih semuaaaa!! wow! 5°C. Geht lah.. Kami merasa gerah! *sombong dot com* Puas main2,foto2 genit. Kami meneruskan perjalanan kami ke Zugspitze (2962m DAL) dengan gletscherbahn. Dingiiiinnn dan angin!! Beda bgt sm di Zugspitzplatt. Kami mengikuti panah ke Gipfel. Nah aku baru ngerti, ternyata untuk mencapai ketinggian asli 2962 m,kami harus memanjat. Tetoooottt.. Hari itu saljunya ruar biasa, walaupun bgitu tracknya tetap terlihat mengerikan ditambah papan yg bertuliskan "Anda meninggalkan zona aman, untuk ini Anda memerlukan perlengkapan pendakian dan pengalaman yang memadai". Dita jiper berat. Aku pake sepatu winter sih, tapi ini sama sekali buat perlengkapan hiking. Si Kris malah cuma pake sepatu olahraga biasa. Jelas ga memenuhi syarat. Tapi si kris semangat banget menghasut "ayo Dit, now or never nih". Iya juga sih. Kami berdoa dulu sebelum mulai. Jantung udah dag dig dug kenceng ga keru2an. Si Kris jalan duluan, cepet bgt pula.Karna belum makan, setengah trek udah lemes bgt. Gila ternyata tracknya bener2 menantang maut. Aku udah sempet kepleset dan bergelantungan di tali. Udah ga tau lagi gimana caranya naik (menyadari pantat saya berat dan biasanya ga kuat naikin pantat sendiri), tapi tiba2 ky enteng aja gtu, dpt kekuatan dari langit, dan akhirnya (dgn deg2an stgh mampus) nyampe atas juga dan bisa nyentuh itu gipfel. Thanks God. Dan akhirnya bisa balik lagi DENGAN SELAMAT. Terima kasih, Tuhan Yesus... Pelajaran kedua: thanx God salju, kalau ga salju dan kabut belum tentu aku sm Kris bakal berani naik, karena track aslinya terjal BANGET. Pelajaran ketiga: ada untungnya dompetnya Kris ketinggalan dan kameranya Kris rusak, jadi ga perlu ambil resiko buat kehilangan barang selama mendaki gipfel.
Dari gipfel kami masih penasaran cari tiang buat ngibarin bendera indo. Dan akhirnya sama bapak2 yang punya restoran di situ, kami boleh ngibarin bendera di tangga ke arah Ehrwald Tirol. Batere kamera abis, batere BB hampir habis, terpaksa kami berhenti dan pergi berbelanja *haha* sambil menunggu kereta gantung turun yg terakhir.
Kami kembali ke Kreuzeck untuk mengembalikan tiket kombi dan dengan perut keroncongan jalan kembali ke arah tempat camping. Belum ada 1 km, ibu2 yang jaga loket lewat di samping kami, dan menawarkan tebengan. Tentu ga ditolak! ;) Kita nanya2 juga tentang buffet dewa di chinese resto. Alhasil kami dibawa ke resto china. Walaupun itu bukan resto china yg kami maksud, tapi makanannya emang beneran enak sesuai yg dia bilang :)
Walaupun ramalan cuaca bilang bakal hujan seharian, ternyata hari itu nyaris ga hujan. Pelajaran keempat: berdoalah sebelum pergi jalan2. Malam itu jadi lebih hangat. Sampai tenda, kami mandi, makan lagi. Aku sedikit benah2, karena besok mau pergi pagi, tas 75 l-ku talinya putus dan harus dipindahin ke tas baru yg muatannya cuma 22 l. eaaa.. Diskusi malam menentukan kapan besok musti berangkat dan bagaimana. Rencana awal kami berangkat dr Untergrainau ke Hohenschwangau (Neuschwanstein) jam 8.11. Tapi si bapak pemilik perkemahan baru akan datang jam 8.30 dan kami harus bayar dl. Bbrp kemungkinan disiapkan, ditambah dgn doa supaya si bapak besok agak pagian datangnya.
Betul saja, keesokan harinya kami selesai beres2 pukul 7.45. Sarapan di seberang sambil menunggu si bapak yg alhamdulillah datang jam 8.15. Jam 8.30 kami beres dengan pembayaran dan cepat2 kabur ke halte di seberang perkemahan, menunggu bus 8.37. Schaffen. Kami ke Garmisch-Partenkirchen Bahnhof dan dari situ naik bus 2 jam ke Hohenschwangau. Untung naik bus, ya Tuhan, pemandangannya bagus banget sepanjang perjalanan..
Sampai di Hohenschwangau kami segera antri tiket, dan dapat jatah untuk masuk baru jam 13.40. Mbak yang jual tiket baik lho. Bawaan kami kan banyak banget, kami boleh titip di loket sampai sebelum pukul 17.45 :) Untuk mempersingkat waktu, kami naik bus ke atas dan jalan dulu ke Marienbrücke sblm ke Neuschwanstein. Ya ampun itu jembatan tinggi bgt. Fest sih fest, begitu diinjak, kayunya goyang2 ky mau patah. Sama aja seremnya ky kemarin. Di Neuschwanstein kami dgn super pede, bikin iri orang2, kami menggelar piknik. Hahaha. Maaf lapar, Sodara2! Di dalam Neuschwanstein ga boleh foto :( Tapi kami puas2in foto di luarnya. Apa aja yg bisa di foto kami foto :P Setelah itu, kami turun dgn kereta kuda, ambil barang,makan es krim dan memulai perjalanan pulang.
Lagi-lagi pelajaran yg tadi: berdoa dulu sebelum mulai jalan-jalan. Kali ini bener2 ga hujan dan keretanya pun lancar banget. Ngobrol sm Kris selama perjalanan pulang, asik banget. Ternyata si Kris ini hafal tentang zodiak2, waktu kita habis buat analisis zodiak dan unsur2nya. Kita sampai di Stuttgart jam 20.54, tp krn keretaku ke Mainz-Köln br jam 21.51, Kris ambil kereta jam 22.15 dan nemenin ngobrol dulu :) Kyna Tuhan emang tau ya aku sebenernya takut nunggu 3 jam di Köln Hbf. Aku ketiduran aja lho dan baru bangun, tepat pas keretanya ninggalin Mainz (seharusnya aku transit di Mainz). Untung ga dimarahin petugasnya, malah dicariin jalur balik ke Köln malam itu juga (walaupun musti muter2 Frankfurt, Mannheim dulu), dan akhirnya tanpa perlu tidur di stasiun, aku tiba di Köln Hbf jam 5.43, ke Düren jam 5.47, ke Jülich 6.17, semua cuma 4 menit transit! Luar biasa emang Tuhan Yesus. Pelajaran terakhir: jangan tidur di kereta pake soft lens.
Over all, I totally enjoyed the whole trip with Kris :) Seru, löhnt sich, banyak pengalaman n pikiran positif yg diambil dan banyak tuker pikiran juga. Thanks God, thanks Kristanto :))
Nantikan trip kami berikutnya :)
Foto: Kristanto & Dita
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen